EDISISULTRA.COM, LAWOROKU – Membangun suatu daerah tidaklah semudah seperti apa yang dibayangkan orang banyak. Apalagi daerah otonomi baru (DOB) yang masih memerlukan pembenahan total. Membangunnya tidak hanya fokus pada infrastruktur saja, melainkan perlu keseimbangan pada pembangunan di bidang lain, seperti peningkatan sumber daya manusia (SDM), pemanfaatan sumber daya alam (SDA) dan lain hal sebagainya. Tujuannya, agar out put dari pembangunan tersebut bisa diterima, dinikmati sekaligus dapat memberdayakan masyarakat lokal.
Hal sedemikian itu dapat terlaksana, apabila pembangunan digerakkan dengan hati atau membangun dengan hati dan integritas mumpuni. Artinya, membangun secara tulus ikhlas, kerja keras, melibatkan masyarakat pada setiap tahap perencanaan, rasa tanggungjawab yang tinggi dan ada rasa memiliki. Bukan hanya itu, perlu memperhatikan dimensi solidaritas yang menjadi bagian integral dalam masyarakat secara keseluruhan.
Inilah yang menjadi cita-cita dari seorang Dr Bahri. Direktur Perencanaan Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) yang ditunjuk sebagai Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 27 Mei 2022 lalu.
Ia bukanlah orang asing bagi Bumi Laworoku, melainkan keturunan asli dari daerah Tiworo. Pria kelahiran 28 April 1976 itu merupakan cucu Kino Agama Kerajaan Tiworo, La Ode Kamaluddin.
Pas saja jika dirinya memiliki impian untuk membangun daerah kampung halamannya dengan sepenuh hati demi mewujudkan kemajuan yang memiliki daya saing. Bahri sapaan akrabnya, memang bak orang yang baru balik kampung setelah sekian lama bekerja di daerah rantau. Namun, sejak dirinya diberi amanah untuk menduduki kursi orang nomor satu di Mubar, dirinya langsung tancap gas menjelajahi daerah otoritasnya guna menampung segala aspirasi masyarakat sembari memperkenalkan diri.
Ada beragam problem dan kekurangan yang ditemukan Bahri mengenai Mubar sepeninggalan pimpinan lama. Mulai dari penataan birokrasi yang tidak sesuai aturan, aspek pelayanan publik, ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran, daya saing infrastruktur, tingkat kesejahteraan masyarakat, pemanfaatan SDA dan juga peningkatan SDM.
“Pelan-pelan kita akan benahi semua itu,” kata Bahri.
Jebolan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) 1999 angkatan 07 ini mengakui, jika selama menjabat, ia belum dapat mengatasi secara keseluruhan apa yang menjadi keluhan rakyatnya. Apalagi masa pemerintahanya baru seumur jagung. Tapi setidaknya, secara perlahan Bahri telah melakukan pembenahan. Dimulai dengan menata ulang birokrasi sesuai aturan, mendirikan bangunan masjid agung, kantor Bupati dan kantor DPRD yang pembangunannya dipusatkan di areal Bumi Praja Laworoku dengan total anggaran sebesar Rp 97 Miliar.
“Sumber dananya dari APBD 2022 yang dirasionalisasikan. Pembangunannya pun sudah dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Bapak Gubernur, Ali Mazi. Insya Allah 2023 kita targetkan pekerjaannya sudah rampung,” imbuhnya.
Putra daerah yang menyebut dirinya sebagai pelayan masyarakat ini juga memiliki program strategis lainnya dalam mewujudkan cita-cita memajukan kampung halamannya. Di 2023 mendatang, Ia berencana untuk mendirikan pusat perbelanjaan dengan anggaran Rp 12 Miliar. Selain itu, pembangunan rumah jabatan (Rujab) Bupari, Wakil Bupati, dan pimpinan DPRD, juga posko pemadam kebakaran untuk di tiga titik wilayah, yakni Tiworo Raya, Lawa Raya dan Kusambi Raya.
Belum lagi pembangunan rumah guru dan tenaga kesehatan di seluruh wilayah kepulauan, fasilitas kurikulum muatan lokal pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Bantuan Langsung Tunai (BLT) APBD untuk lima Kelurahan, mendorong tercapainya cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) bagi penyandang disabilitas, orang dalam gangguan jiwa, bayi yang baru lahir dan warga yang tidak memikiki NIK. Ada juga percetakan sawah seluas 400 hektar, bantuan keuangan 81 Desa, dukungan pembangunan pabrik tepung tapioka 4.000 hektar, peningkatan kapasitas pembiayaan bantuan modal usaha hibah bagi pelaku UMKM, subsidi bunga dan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) atau premi.
“Terlebih lagi pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan untuk mendukung konektivitas wilayah,” timpalnya.
Suami Yosi Rena ini, membutuhkan dukungan penuh dari seluruh masyarakat, para tokoh pemekaran dan seluruh stakeholder yang ada di dalam maupun luar daerah untuk membangun Bumi Laworoku dan mewujudkan kesejahteraan.
Makanya, dirinya siap menerima masukan juga tak alergi dengan kritikan. Asalkan, yang sifatnya membangun, bukan malah menjatuhkan. Semua itu bakal menjadi semangat dan motivasi dalam melanjutkan pembangunan yang telah diamanahkan kepadanya.
“Saya berharap kebersamaan kita ini dapat menciptakan kondusifitas wilayah yang aman dan damai, sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik,” pintanya.
Putra kedua dari tiga bersaudara ini juga membuka ruang bagi siapa saja yang hendak mengoreksi kebijakannya dalam menjalankan roda pemerintahan jika ditemui adanya kesalahan.
“Marilah kita saling mengingatkan. Datang ke kantor atau ke rumah kami. Kita dudukkan bersama-sama agar kedepan kita bisa melangkah lebih baik lagi. Semua kita lakukan demi masa depan daerah yang kita cintai ini,” tandasnya.
Reporter : Wino